Play all audios:
Keringat dingin biasanya terjadi ketika tubuh kamu mendadak dingin dan keluar titik-titik air di permukaan kulit secara tidak normal. Kondisi tersebut tidak bergantung pada temperatur
lingkungan sekitar. Kamu tetap bisa mengalaminya di tengah hari yang panas sekalipun. Apa sebenarnya penyebab keringat dingin? Apakah ini merupakan kondisi yang sepele atau harus
dikhawatirkan? Yuk, kenali kondisi medis yang ditandai dengan keringat dingin berikut ini! 1. INFEKSI Infeksi dalam bentuk apa pun dapat memicu keluarnya keringat dingin. Mulai dari infeksi
karena luka hingga yang terjadi di organ dalam kita. Dilansir _Verywell Health_, kondisi tersebut akan menyebabkan demam yang menjadi akar dari keringat dingin. Respons tersebut dilakukan
tubuh sebagai cara memerangi peradangan yang sedang terjadi. Namun, jika kamu tidak menanganinya dengan segera, tubuh akan dehidrasi karenanya. Maka dari itu, perbanyak minum air putih
ketika kamu sedang mengalami infeksi. 2. SYOK ilustrasi keringat dingin (pexels.com/Karolina Grabowska) Keringat dingin juga bisa terjadi ketika kamu sedang syok, terutama setelah mengalami
kecelakaan atau cedera. Dilansir _Medical News Today_, kondisi tersebut menandakan bahwa darahmu tidak mengalir sempurna sehingga otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Ketika syok diiringi
oleh keringat dingin, itu berarti bahwa kondisi sudah sangat parah. Gejala lain yang menyertainya adalah detak jantung meningkat, napas tidak beraturan, serta denyut nadi yang melemah. Jika
kondisi ini terjadi, maka segeralah pergi ke dokter. 3. HIPOGLIKEMIA Mengutip _Mayo Clinic_, hipoglikemia adalah kondisi tubuh kekurangan gula darah atau glukosa yang menjadi sumber energi.
Pada umumnya, penderita hipoglikemia adalah orang yang sedang menjalani pengobatan diabetes. Ketika tubuh kekurangan gula darah, otak juga akan kehilangan oksigen. Sebagai respons alami,
seperti pada infeksi dan syok, tubuh pun mengeluarkan keringat dingin untuk melawan kondisi tersebut. _BACA JUGA: 5 PERBEDAAN BIANG KERINGAT DAN EKSIM, SEKILAS MIRIP!_ 4. SERANGAN JANTUNG
ilustrasi serangan jantung (freepik.com/jcomp) Serangan jantung sebenarnya tidak benar-benar terjadi secara mendadak. Terdapat beberapa gejala yang mendahului, termasuk keluarnya keringat
dingin. Gejala lain yang menyertainya adalah napas memendek, rasa sakit pada dada atau angina, serta tekanan pada leher atau lengan. Jika gejala tersebut terjadi pada orang sekitarmu,
segeralah ke rumah sakit. Sambil menunggu penanganan, berikan aspirin yang bisa dikunyah kepada pasien. 5. GANGGUAN KECEMASAN Bukan hanya kondisi fisik saja yang menyebabkan keringat dingin
diproduksi. Ternyata, keadaan psikologis kamu pun juga. Saat kamu cemas atau ketakutan misalnya. Otak mengenali kondisi tersebut sebagai stres. Organ tersebut kemudian mengeluarkan hormon
stres yang memicu respons bernama _fight-and-flight_. Dampaknya, tubuh mengeluarkan keringat, bergetar, kulit jadi pucat, serta jantung memompa darah dengan lebih cepat. 6. CEDERA YANG PARAH
ilustrasi cedera kepala (freepik.com/freepik) Cedera parah seperti patah tulang, amputasi, atau luka yang terbuka dapat memicu keluarnya keringat dingin. Jika hal itu terjadi, artinya tubuh
sedang berusaha untuk menahan rasa sakit yang luar biasa. Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS Itulah kenapa tubuh pun merespons dengan mengeluarkan keringat dingin. Walaupun
misal luka tidak terlihat parah, ini adalah sinyal untuk segera ke rumah sakit. 7. TEKANAN DARAH MENURUN Penurunan tekanan darah yang drastis dapat membuat kamu pingsan dan mengalami
_diaphoresis_. Itu merupakan istilah untuk menggambarkan keluarnya keringat dingin yang berlebihan. Jika tidak ditangani dengan benar, kamu bisa mengalami dehidrasi dan vertigo. Oleh karena
itu, sebaiknya segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. 8. PERUBAHAN HORMON ilustrasi keringat dingin (pixabay.com/Kenny Holmes) Selama menopause, tubuh secara bertahap
memproduksi lebih sedikit estrogen dan progesteron. Perubahan hormon menimbulkan berbagai gejala, seperti _hot flash_. _ Hot flash_ menyebabkan tubuh terasa sangat hangat secara tiba-tiba.
Selain itu, kulit mungkin memerah, dan bercak merah mungkin muncul, dilansir _Health._ Setelah _hot flash_, keringat dingin mungkin terjadi. _Hot flash_ dapat menyebabkan banyak keringat dan
menggigil sehingga bisa membangunkan kamu dari tidur saat tengah malam. Keringat dingin juga bisa menandakan perubahan hormonal lainnya, seperti penyesuaian kadar hormon setelah kehamilan.
9. GANGGUAN TIDUR Meskipun banyak orang mengalami keringat malam tanpa adanya gangguan tidur, tetapi berkeringat memiliki hubungan tidak langsung dengan _sleep apnea._ Menurut _ApneaMed_,
jika kamu mengalami keringat malam yang kronis, itu bisa menjadi indikator _sleep apnea_ obstruktif. Namun, kamu juga perlu mewaspadai efek samping lain yang mungkin kamu alami terkait
dengan kebiasaan kamu berkeringat pada malam hari. 10. HIPERTIROIDISME ilustrasi keringat (pexels.com/Anna Nekrashevich) Jika kamu memiliki masalah dengan tiroid, ini juga bisa menjadi
penyebab keringat dingin. Hipertiroidisme, khususnya, dapat menyebabkan seluruh tubuh berkeringat. Penelitian telah menunjukkan bahwa hormon tiroid spesifik yang dilepaskan di kulit mungkin
menjadi mekanisme di balik hubungan antara hipertiroidisme dan keringat dingin (_Dermato-Endocrinology_, 2011). 11. KANKER Penyebab lain yang jarang terjadi di balik keringat dingin adalah
bahwa ini bisa merupakan gejala beberapa jenis kanker. Berkeringat paling sering dikaitkan dengan limfoma (Hodgkin dan non-Hodgkin). Leukemia juga dikaitkan dengan keringat. Menurut _Cancer
Research UK_, tumor karsinoid, mesothelioma, kanker tulang, dan kanker hati juga diketahui dapat menyebabkan kamu berkeringat lebih banyak dari biasanya. 12. OBAT-OBATAN TERTENTU ilustrasi
obat antidepresan (unsplash.com/freestocks) Keringat dingin bisa menjadi efek samping dari banyak obat, termasuk berbagai suplemen yang dijual bebas. Penelitian telah menunjukkan bahwa
keringat dingin, atau keringat berlebih secara umum, dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti (_Drug Safety_, 2008): * Cholinesterase inhibitor, obat yang digunakan untuk
demensia. * Antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). * Opioid. * Antidepresan trisiklik. * Angiotensin II receptor blocker. * Kortikosteroid. * Agen modulasi
estrogen/androgen seperti agonis hormon pelepas gonadotropin, penghambat aromatase. * Agen hipoglikemik, obat untuk mengobati diabetes. Itulah sejumlah kondisi medis yang menjadi penyebab
keringat dingin. Sebaiknya amati gejala lain yang menyertainya, ya. Dengan begitu, kamu tahu kapan kamu harus segera berkonsultasi ke dokter. _BACA JUGA: SERING BERKERINGAT SAAT TIDUR
APAKAH NORMAL? INI PENJELASAN MEDISNYA!_