Play all audios:
Ada beberapa kelainan mata yang umum dikenal dan banyak diderita, salah satunya adalah astigmatisme alias mata silinder, yakni gangguan pada mata yang membuat penglihatan jadi kabur. Kalau
kamu merasa pandangan mata jadi berbayang saat melihat objek, atau bahkan sulit membedakan garis lurus atau miring, bisa jadi kamu menderita kelainan ini. Kondisi ini juga dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman pada mata dan sakit kepala. Fakta-fakta berikut akan membuat kamu lebih memahami astigmatisme. Baca sampai habis, ya! 1. APA ITU ASTIGMATISME ATAU MATA SILINDER? ilustrasi
orang dengan astigmatisme atau mata silinder (pexels.com/Designecologist) Menurut keterangan dari_ American Optometric Association _(AOA), astigmatisme adalah masalah penglihatan yang
disebabkan kelainan atau cacat pada bentuk kornea atau kelengkungan lensa mata. Kelainan ini mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata tidak fokus ke retina, sehingga pandangan menjadi kabur.
Astigmatisme sering kali terjadi bersamaan dengan miopia (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat). Ketiga kondisi tersebut termasuk dalam kelainan refraksi karena memengaruhi cara mata
untuk membiaskan cahaya. Dilansir _Healthline_, ada dua jenis astigmatisme berdasarkan letak kelainannya: * Astigmatisme korneal, yaitu kelainan pada kelengkungan kornea. * Astigmatisme
lentikular, yakni kelainan pada kelengkungan lensa mata. 2. GEJALA ASTIGMATISME ilustrasi sakit kepala karena astigmatisme (pexels.com/Energepic.com) Gejala astigmatisme yang dirasakan
setiap orang bisa berbeda-beda. Bahkan, sebagian orang tidak merasakan gejala apa pun. Dilansir _Healthline_, gejala-gejala astigmatisme meliputi: * Penglihatan kabur di semua jarak, baik
jauh maupun dekat * Kesulitan melihat pada malam hari * Mata menjadi tegang * Sering menyipitkan mata * Terjadi iritasi pada mata * Sakit kepala. Kalau kamu mengalaminya, sebaiknya segera
buat janji temu dengan dokter spesialis mata. _BACA JUGA: WAJIB KAMU KETAHUI, INI 7 KEBIASAAN YANG MENJADI PENYEBAB ASTIGMATISME_ 3. PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO ASTIGMATISME ilustrasi mata
(unsplash.com/Victor Freitas) Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS Menurut berbagai sumber, penyebab astigmatisme belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menyebut bahwa
pengaruh genetik atau keturunan bisa menjadi faktor utamanya. Selain itu, astigmatisme juga dapat terjadi sebagai akibat dari cedera pada mata, penyakit mata, atau efek pascaoperasi. Adapun
faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko astigmatisme antara lain: * Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat astigmatisme. * Memiliki kelainan mata lain seperti _keratoconus_
(degenerasi kornea atau penipisan kornea). * Miopia atau hipermetropi yang sudah parah. Berdasarkan penelitian dalam jurnal _Optometry and Vision Science_ tahun 2014, kelainan refraksi
miopia dan hipermetropi berkaitan dengan peningkatan risiko astigmatisme. * Riwayat jenis operasi mata tertentu seperti operasi katarak. Astigmatisme yang hanya terjadi pada satu mata bisa
menyebabkan ambliopia atau mata malas. 4. DIAGNOSIS ASTIGMATISME ilustrasi pemeriksaan mata (unsplash.com/Nrd) Menurut keterangan dari AOA, astigmatisme bisa diketahui lewat pemeriksaan
mata. Pengujian dilakukan untuk mengukur bagaimana mata memfokuskan cahaya dan menentukan kekuatan lensa optik yang diperlukan untuk meningkatkan penglihatan. Pemeriksaannya meliputi: * UJI
KETAJAMAN VISUAL: kamu akan diminta untuk membaca serangkaian huruf dengan berbagai ukuran pada jarak 20 kaki. * KERATOMETRI: mengukur kelengkungan kornea mata dengan memfokuskan lingkaran
cahaya pada kornea dan mengukur pantulannya, memungkinkan untuk menentukan kelengkungan yang tepat dari area permukaan kornea. Pengukuran ini penting dalam menentukan kesesuaian lensa
kontak. * TOPOGRAFI: untuk menghasilkan kontur kornea dan memberikan lebih banyak detail bentuk kornea. * UJI REFRAKSI: uji ini menggunakan alat _phoropter_. Kamu akan melihat melalui
serangkaian lensa untuk menentukan lensa yang memberikan penglihatan paling jelas. 5. PENGOBATAN ATAU PENANGANAN ASTIGMATISME ilustrasi menggunakan lensa kontak (unsplash.com/Hubble) Ada
beberapa opsi untuk penanganan mata silinder. Beberapa pertimbangannya termasuk kesehatan mata, status refraksi, dan gaya hidup dapat menentukan pemilihan opsi terbaik. Berdasarkan laporan
dalam _International Journal of Science and Research_ tahun 2015 dan AOA, beberapa cara untuk mengatasi astigmatisme antara lain: * Penggunaan kacamata atau lensa kontak dengan lensa khusus
sesuai ukuran silinder. * Operasi seperti _laser in situ __keratomileusis _(LASIK) dan _photorefractive keratectomy _(PRK). * _Orthokeratology_ dengan memasang lensa kontak kaku untuk
membentuk kembali kornea dan dipakai pada waktu yang terbatas, seperti pada malam hari kemudian melepasnya. Itulah hal-hal yang kamu perlu tahu tentang astigmatisme dan bedanya dengan
kelainan mata lainnya yang umum terjadi seperti miopia dan hipermetropi. Jika merasa penglihatan mulai terganggu dan mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya
periksakan ke dokter spesialis mata agar kondisinya tidak memburuk dan bisa ditangani dengan tepat. Selain itu, hindari melakukan kebiasaan yang bisa merusak mata dan cek kesehatan mata
secara berkala setidaknya setahun sekali, ya. _BACA JUGA: GANGGUAN PENGLIHATAN BISA JADI INDIKASI ADANYA 5 PENYAKIT KRONIS INI_ IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform
untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.