Play all audios:
Para astronom telah menyajikan _twist_ pada bagaimana kita melihat galaksi kita, Bima Sakti, dengan peta tiga dimensi baru. Galaksi umumnya dianggap sebagai cakram datar yang terdiri dari
sekitar 250 miliar bintang, tapi analisis baru menunjukkan bahwa lebih kerukut dan bengkok. Melihat jarak kubah bintang berdenyut paling terang di Bima Sakti, yang dikenal sebagai Cepheids,
ilmuwan di Universitas Warsaw mampu membangun model 3D galaksi skala besar dalam studi baru yang di publikasi awal bulan Agustus ini. 1. MEMPELAJARI BIMA SAKTI SULIT KARENA RUMIT UNTUK
MELAKUKAN PENGAMATAN LANGSUNG Science Photo Library/Mark Garlick > "_Struktur internal dan sejarah Bima Sakti masih jauh dari yang > dipahami, sebagian karena sulit untuk mengukur
jarak ke bintang di > wilayah luar galaksi kita_," kata DR. DAROTA SKOWRON, penulis > pertama penelitian yang diterbitkan di jurnal Sains. Masalah dalam astronomi sangat sulit
untuk membuat pengamatan langsung dengan alat kami saat ini, jadi kami mengandalkan yang tidak langsung, sesuatu yang dapat membantu dan bahkan akurat tetapi bukan pengganti untuk hal yang
nyata. Untungnya, para peneliti menemukan bahwa jenis bintang tertentu memiliki kualitas khusus yang memungkinkan kita untuk mengetahui seberapa jauh jaraknya. _BACA JUGA: 7 FAKTA GALAKSI
BIMA SAKTI YANG MEMBUATMU MERASA SEKECIL BUTIRAN DEBU_ 2. BINTANG VARIABEL CEPHEID DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR JARAK NASA Para ilmuwan mencari bintang-bintang yang mengubah kecerahannya
dalam pola tertentu menggunakan teleskop di Chile untuk menggambarkan seluruh Bima Sakti yang terlihat lebih dari seratus kali. Bintang-bintang ini disebut bintang variabel Cepheid.
Bintang-bintang muda besar yang membakar ratusan, jika tidak ribuan, kali lebih terang dari Matahari kita sendiri. Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS Mereka juga berdenyut
secara berkala dengan kecepatan yang berhubungan langsung dengan kecerahannya. Artinya, kalau mengetahui frekuensi pulsa, bisa tahu secara objektif seberapa banyak cahaya yang dipancarkan
bintang. Dan dengan membandingkan jumlah absolut itu dengan jumlah yang mencapai kami, bisa mengetahui dengan presisi luar biasa seberapa jauh cahaya itu harus menempuh perjalanan. >
"_Cepheids sangat ideal untuk mempelajari struktur Bima Sakti, > karena mereka mengikuti hubungan antara periode denyut dan > luminositasnya, yang berarti bahwa kita bisa mengukur
kecerahan > intrinsiknya berdasarkan periode mereka_," kata DAROTA. > "_Jaraknya kemudian ditentukan dengan membandingkan kecerahan > bintang dan cahaya intrinsik_."
3. MEREKA MENGATAKAN BAHWA WARPING MUNGKIN DISEBABKAN OLEH INTERAKSI MASA LALU DENGAN GALAKSI YANG LEBIH KECIL DI DALAM BIMA SAKTI YANG DISEBUT GALAKSI SATELIT, ATAU SEBAGAI AKIBAT DARI GAS
INTERGALAKSI DAN MATERI GELAP Warsaw University/OGLE Penelitian mereka mendukung temuan serupa yang diungkapkan pada bulan Februari. > “_Peta tiga dimensi Bima Sakti kami adalah peta
pertama yang > didasarkan pada jarak langsung ke ribuan objek individual, sejauh > jarak yang diharapkan dari disk Galactic_,” kata PRZEMEK MROX, > anggota dari Optical
Gravitational Lensing Experiment (OGLE) di Las > Campanas Observatory (LCO) di Chile. > "_Peta kami menunjukkan bahwa cakram Bimasakti tidak rata, itu > kerukut dan bengkok dan
jauh dari pusat Galactic. Warping dari disk > Galactic telah terdeteksi sebelumnya, tetapi ini adalah pertama > kalinya kita dapat menggunakan objek individual untuk melacak >
bentuknya dalam tiga dimensi._" LAPORAN: Naila Pringgadani _BACA JUGA: CATAT JADWAL 7 PERISTIWA LANGIT AGUSTUS 2019 YANG WAJIB KAMU SAKSIKAN_