9 negara dengan sistem jaminan kesehatan terbaik di dunia

9 negara dengan sistem jaminan kesehatan terbaik di dunia

Play all audios:

Loading...

Jaminan kesehatan kini jadi isu yang cukup sering dibahas semenjak pandemi virus COVID-19 mendominasi pemberitaan dan saat ini jadi fokus sebagian besar manusia di dunia. Kedatangan virus


COVID-19 yang mendadak dan penyebarannya yang sangat cepat serta masif tentu membuat negara semaju apapun tak siap. Namun, dengan sistem jaminan kesehatan yang sudah terbangun rapi, tenaga


medis yang cukup dan fasilitas yang memadai tentu bebannya akan lebih ringan. Seperti beberapa negara di bawah ini yang berdasarkan beberapa sumber selalu masuk dalam daftar negara dengan


sistem jaminan kesehatan terbaik di dunia. Siapa saja mereka? Daftar negara di bawah ini disarikan dari beberapa sumber dan tidak ditulis dalam ranking yang berurutan.   1. SWISS


swissinfo.ch Negara ini memang terus melenggang santai di dunia, tak pernah terlibat konflik dan jarang diterpa masalah. Ia juga selalu masuk daftar negara dengan sistem jaminan kesehatan


terbaik di dunia menurut beberapa situs ternama. Swiss mewajibkan semua warga dan penduduk yang tinggal di wilayahnya untuk tergabung dalam asuransi kesehatan. Mereka juga memberikan


keringanan harga untuk warga kurang mampu. Rumah sakit tidak pernah menolak pasien dan biasanya waktu antrenya pun tidak begitu lama. Pilihan rumah sakitnya juga sangat beragam dan pasien


bisa memilih sendiri provider layanan kesehatan mereka.  Kekurangannya tarif iurannya seringkali meningkat, tidak sebanding dengan kenaikan gaji warganya.  2. BELANDA iamsterdam.com Negara


lainnya yang dianggap punya sistem kesehatan bagus adalah Belanda. Keunggulan dari jaminan kesehatannya terletak pada sinergi yang tepat antara pemerintah dengan sektor swasta di bidang


kesehatan. Dilansir dari sebuah artikel di _Vox,_ semua pelaku baik rumah sakit, perusahaan asuransi, dan produse alkes swasta bermitra dengan pemerintah dan diberikan kepercayaan untuk


merawat pasien. Namun, pemerintah tetap mengontrol melalui regulasi agar tarifnya tetap terjangkau bagi semua penduduk. Bahkan lewat call center darurat, para lansia atau warga yang hidup


sendiri tak perlu khawatir, tim dispatcher di sana sangat sigap melayani di jam berapapun.  3. PRANCIS connexionfrance.com Kebanyakan pasien di Prancis diharuskan untuk membayar sendiri


biaya perawatan kesehatan mereka. Namun, pemerintah akan mengembalikan dana perawatan tersebut ke pasiren. _Reimburse_ dana akan ditransfer ke akun pasien dalam waktu 3-5 hari saja sebesar


70-100 persen. Bahkan untuk warga kurang mampu atau yang menderita penyakit kronis, biaya perawatan mereka akan dikembalikan penuh 100 persen.  Semua transaksi layanan kesehatan di Prancis


menggunakan semacam _smartcard_ khusus agar bisa terekam secara baik.  _BACA JUGA: 10 NEGARA DENGAN PASPOR TERKUAT, BEBAS VISA DI RATUSAN NEGARA_ 4. SWEDIA sweden.se Swedia dapat status


negara dengan jaminan kesehatan terbaik karena jumlah dokter mereka yang cukup tinggi dan anggaran belanja kesehatannya yang di atas rata-rata negara lain di dunia. Warga Swedia tetap harus


membayar biaya konsultasi dengan dokter. Anak-anak di bawah usia 6 tahun digratiskan, kecuali jika mereka masuk ke ICU.  Namun, tenang saja dalam rentang waktu 12 bulan ada biaya maksimal


yang bisa dikeluarkan warga dari kantong pribadi. Selebihnya, biaya akan ditanggung oleh pemerintah.  5. SINGAPURA sgh.com.sg Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS Banyak yang


menganggap Singapura adalah negara paling kapitalis di dunia. Ini diperkuat dengan kebijakan pemerintahnya yang juga tidak menyediakan asuransi kesehatan terpadu. Namun, pemerintahnya


memadukan dengan kebijakan sosialis. Sudah banyak rumah sakit yang dinasionalisasi dan banyak tenaga medis yang diangkat sebagai pegawai negeri.  Warga juga diwajibkan untuk menyisihkan 7-9


persen dari penghasilan bulanan mereka dalam bentuk Medisave yang dipakai pemerintah untuk memberikan subsidi perawatan kesehatan, obat-obatan dan alkes.  Dalam praktiknya, warga Singapura


tetap harus membayar untuk dapat layanan kesehatan, tetapi harganya sangat terkontrol karena skema tadi. Sistem ini didukung pula oleh penghasilan rata-rata warga Singapura yang cukup tinggi


sehingga biaya kesehatan bukanlah momok bagi mereka. Dengan skema tersebut pula, pemerintah hanya terbebani 1/4 anggaran dana kesehatan, sisanya sudah didanai sendiri oleh individu dan


perusahaan tempat mereka bekerja.  6. JEPANG kyodonews.net Jepang mewajibkan warga dan penduduk yang tinggal di wilayahnya untuk mendaftarkan dirinya dalam asuransi kesehatan. Biasanya


melalui iuran yang dibayarkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Asuransi ini nantinya akan meng-_cover_  80 persen pengeluaran untuk perawatan kesehatan, sehingga warga hanya perlu


membayar 20 persen total biaya. Berlaku pula bagi warga yang belum bekerja atau bekerja sendiri (tidak ada afiliasi dengan perusahaan). Jumlah iuran akan ditentukan berdasarkan pendapatan


bulanan masing-masing individu.Ada pilihan akun premium untuk kelas menengah ke atas dengan biaya yang ditanggung pemerintah sebesar 70%. Warga di atas 70 tahun hanya perlu membayar 10% dari


total biaya perawatan kesehatan mereka. Jaminan ini berlaku untuk semua jenis perawatan kesehatan termasuk fisioterapi, konsultasi kesehatan mental, kesehatan gigi dan lain sebagainya.


Skema ini berhasil meningkatkan harapan hidup warga Jepang. Sisi negatifnya, meningkatnya populasi warga lansia di Jepang membuat anggaran jaminan kesehatan pun membengkak.  7. NORWEGIA


theconversation.com Mirip dengan Swedia, biaya perawatan kesehatan di Norwegia pun tidak gratis 100%. Warga tetap harus membayar tiap sesi konsultasi atau terapi kesehatan. Namun, biaya yang


akan dikeluarkan warga diberi batasan. Lebih dari limit tersebut, pemerintah yang akan menanggung biayanya.  Dengan skema jaminan kesehatan ini, pemerintah Norwegia memastikan semua orang


membayar sejumlah uang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, tetapi tidak pula mengeluarkan biaya besar.  8. JERMAN spiegel.de Jerman juga menerapkan sistem jaminan kesehatan terpadu.


Diambil dari iuran warga yang dipotong dari 7,5 persen penghasilan bulanan mereka. Dengan begitu, tiap warga memiliki kontribusi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Selama masih terdaftar,


segala perawatan kesehatan gratis tanpa ada biaya sedikit pun di rumah sakit pemerintah Rumah sakit swasta tetap menerapkan tarif, tetapi harganya sangat murah dibandingkan Amerika Serikat


sebagai contoh.  9. SPANYOL elpais.com Spanyol ternyata termasuk negara yang memiliki sistem jaminan kesehatan yang terkenal tidak tebang pilih. Bahkan sejak 2012, layanan kesehatan dasar


yang gratis juga diberikan bagi penduduk ilegal sekalipun. Mereka juga memudahkan perawatan kesehatan untuk turis serta ekspatriat. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk penghargaan


pemerintah pada penduduk yang telah berkontribusi dalam "keamanan sosial" di Spanyol. Keamanan sosial di sini dilihat dari kegiatan mereka selama berada di Spanyol. Ekspatriat


legal maupun ilegal yang bekerja, juga turis tentu telah membantu perekonomian Spanyol sehingga berhak atas layanan kesehatan dasar.  Jumlah dokter di sana ternyata cukup banyak. Sistemnya


juga sudah didesentralisasi, tetapi masih ada kesenjangan yang tampak. Sejauh ini rumah sakit dengan tenaga medis dan fasilitas kesehatan terbaik masih terpusat di Madrid dan Barcelona. 


Terdengar sempurna, sebenarnya semua sistem jaminan kesehatan di atas juga tak lepas dari kelemahan. Tiap negara juga memiliki karakter masing-masing sesuai dengan pendapatan per kapita


serta kepadatan populasinya yang membuat satu negara tak bisa serta merta meniru sistem negara lain. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan pula dalam menentukan sistem jaminan


kesehatan yang tepat.  _BACA JUGA: MERDEKA 21 MARET, INI 5 FAKTA MENARIK NEGARA NAMIBIA_ IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang


dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.