Play all audios:
Jurusan farmasi termasuk salah satu jurusan dengan banyak peminatnya. Meskipun begitu tidak banyak mahasiswa yang masuk ke jurusan farmasi, dulunya adalah calon mahasiswa yang tidak berhasil
berjuan di jurusan kedokteran. Faktanya banyak mahasiswa yang kemudian pada 1 tahun perkuliahan jurusan farmasi kemudian mengundurkan diri karena merasa tidak cocok untuk menekuni bidang
farmasi. Namun, tidak sedikit pula yang akhirnya klop dengan jurusan yang sebenarnya bukan pilihan utamanya, bahkan bisa lulus dengan predikat cum laude. Kamu mungkin salah satu mahasiswa
farmasi yang sudah mengalami susahnya 4 tahun perkuliahan di farmasi, dan akhirnya bisa lulus juga dengan menyandang gelas S.Farm (Sarjana Farmasi). Kamu pasti salah satu lulusan yang ingin
melanjut ke profesi Apoteker, bukan? Kamu tidak perlu ragu untuk melanjutkan ke Apoteker, 5 fakta perbedaan kuliah saat di program sarjana farmasi dengan program profesi apoteker ini bisa
jadi refrensi kamu: 1. TIDAK PERLU PAKAI OSPEK MAHASISWA BARU unnes.ac.id Buat kamu calon mahasiswa baru, pasti tidak asing dengan kata ospek atau orientasi, kan? Tidak sedikit orang yang
membayangkan ospek dengan kegiatan yang menakutkan dimana mahasiswa baru akan di kerjain oleh kakak tingkat mereka. Nah, kamu calon mahasiswa profesi Apoteker tidak perlu mengalami masa
ospek lagi lho. Kamu hanya akan diberikan _workshop_ atau _training softskill._ 2. KULIAH SEMESTER PENDEK darakchi.uz Kalo kamu sudah biasa ikut kuliah di farmasi, pasti sudah bosan dengan
semester panjang, walaupun ada juga yang ikut program semester pendek waktu kuliah farmasi. Rata-rata kuliah di farmasi yaitu 5 bulan atau lebih. Kalau kamu kuliah apoteker, kamu bakal
merasakan semester pendek kalau belum pernah merasakan ikut program semester pendek. Rata-rata kuliah apoteker hanya 3 bulan saja lho. Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS
dm-player 3. TIDAK ADA KEWAJIBAN IKUT KEGIATAN KAMPUS ATAU BERORGANISASI gayahidupmu.com Kamu pasti adalah salah satu mahasiswa yang kuliah di kampus yang mewajibkan mahasiswanya ikut
kegiatan kampus atau berorganisasi, bukan? Mau tidak mau kalian pasti ikut kegiatan itu karena kalian butuh minimal 10 poin kemahasiswaan buat bisa dapetin gelar Sarjana Farmasi. Padahal,
kalian tahu kalau kuliah farmasi saja udah berat banget. Di Apoteker kamu gak wajib buat ikut macem-macem kegiatan kampus, ataupun berorganisasi. Karena selama perkuliahan kalian akan sering
mengikuti _workshop_ yang tentunya penting buat bekal kerja kamu kelak. 4. TIDAK ADA PRAKTIKUM SEHARIAN kbic.com Anak farmasi pasti identik dengan yang namanya praktikum dengan waktu yang
sangat lama. Bahkan ada mata kuliah yang praktikumnya 1 sks tapi bisa sampai 6 atau bahkan 8 jam. Bagi anak farmasi yang harus mengerjakan laporan, tugas dan ikut kegiatan mahasiswa,
praktikum selama ini sangat menyita waktu. Kamu juga pasti sudah bosan dengan Kimia Organik, Kimia Dasar, Farmakologi-Toksikologi, _Compounding_ dan praktikum lainya, kan? Nah, di
perkuliahan apoteker kamu sudah gak lagi ada mata kuliah dengan praktikum di laboratorium. Kamu bakal banyak kuliah dengan kasus nyata di lapangan. Selain itu, kamu bakal belajar gimana
caramya menganalisis kasus itu dan mencari penyelesaian masalahnya. Nah, terdengar menyenangkan kan? 5. TIDAK ADA KULIAH TATAP MUKA DENGAN DOSEN aoicollege.edu Kuliah profesi apoteker kamu
nantinya akan belajar dengan banyak praktisi yang sudah memiliki pengalaman praktik yang cukup dewa. Metode pembelajarannya pun tidak dengan slide presentasi, melainkan dengan kasus-kasus
yang terjadi di rumah sakit, maupun di industri farmasi. Jadi kalian tidak banyak harus mempelajari teori, tetapi langsung terjun untuk menganalisa kasus nyata. Nah, selain itu lulusan
apoteker banyak dibutuhkan untuk mengisi kekosongan di rumah sakit dan industri farmasi lho. Jadi setelah mendapat gelar apoteker, kesempatan kalian untuk bekerja akan lebih besar daripada
kalian berhenti dengan gelar sarjana farmasi lho. Gimana, masih ragu-ragu buat lanjut ke apoteker? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis
yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.