Play all audios:
Menulis novel bukanlah proses yang mudah. Butuh usaha lebih untuk riset mendalam, belajar, dan tentunya konsistensi untuk menyelesaikannya dengan sempurna. Wisnu Suryaning Adji dan Brilliant
Yotenega telah melalui rangkaian proses tersebut dengan melahirkan _Rahasia Salinem_, buku pertama trilogi _Rahasia_. Keduanya tak sengaja menemukan cerita _Rahasia Salinem_ yang memiliki
tokoh perempuan bernama Salinem. Setelah itu, lahirlah _Rahasia Seoratmi _sebagai buku kedua yang dibedah melalui acara IWF 2020 dengan sesi _Bedah Buku Bersama Storial_ pada Rabu (23/09).
"Kami membuat trilogi, karena diceritakan ada tiga sahabat dengan pesan masing-masing. Di Rahasia Salinem, saya memberikan ide dan tokoh, sedangkan penulisannya oleh Mas Wis. Berbeda
dengan buku kedua, semuanya dilakukan oleh Mas Wis," ujar Brilliant Yotenaga. Tak hanya menceritakan sekilas soal Rahasia Seoratmi yang menceritakan perjuangan perempuan zaman Belanda,
tetapi Brilliant dan Wisnu juga membagikan berbagai tips untuk penulis pemula. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini! 1. SEKILAS SOAL BAGIAN KEDUA TRILOGI _RAHASIA _YANG BERJUDUL
_RAHASIA SEORATMI _ Indonesia Writers Festival 2020. Dok. IDN Times > "Zaman adalah api, dan manusia adalah kayu yang terbakar pelan-pelan > jadi abu. Aku sangat menyadarinya,
Saudara. Aku sedang terbakar, > atau dibakar. Dan, aku takut. Aku merasa tidak aman. Banyak hal yang > tidak aku pahami tentang menjadi perempuan Jawa di zaman ini. Aku >
terancam.." Itulah sepenggal narasi dari buku _Rahasia Seoratmi_ yang dibacakan sang penulisnya, Wisnu Suryaning Adji. "Awalnya, hanya dibuat _Rahasia Salinem_, tetapi kami
menemukan banyak yang bisa dieksplor soal masalah perempuan dari sudut pandang laki-laki. Umpan balik dari pembaca pun baik yang berarti pesan telah tersampaikan", ujar Co-Founder
_Storial.co_, Brilliant Yotenega. "Seoratmi sebenarnya tokoh fiktif yang berpikiran progresif pada zaman Belanda. Ia sempat sekolah di AMS yang isinya bangsawan semua. Seoratmi pun
melihat bagaimana perempuan Jawa dan Belanda diperlakukan secara berbeda," kata Wisnu yang menceritakan sedikit soal _Rahasia Soeratmi._ 2. PROSES MENULIS _RAHASIA SEORATMI_ YANG TAK
MUDAH Indonesia Writers Festival 2020. Dok. IDN Times Menulis merupakan proses panjang yang tak bisa langsung dirasakan hasilnya. Begitu pula yang dialami Wisnu selama menulis _Rahasia
Seoratmi_. "Sebelum menulis, saya riset banyak buku tentang perempuan pada zaman Belanda. Sayangnya, peran perempuan hampir tak dicatat di dalam sejarah. Salah satu sumber yang
dijadikan prototipe, yakni sosok Gusti Nurul," ujar Wisnu. Terlepas dari riset, karakter Seoratmi dan Salinem pun sangat berbanding terbalik memberikan konsep berbeda. Misalnya, di
_Rahasia Seoratmi_, ia suka memberontak demi menyampaikan pendapatnya. Sementara itu, Salinem cenderung lebih menerima dengan keadaan. Uniknya, tokoh protagonis dalam _Rahasia Seoratmi_ gak
mendapatkan _ending _yang diinginkan pembaca. "Tokoh protagonis gak selalu menang, sehingga saya menghadirkan tokoh Kirana sebagai refleksi. Perempuan zaman Belanda tampak kalah, tetapi
mereka membentuk fondasi perempuan masa kini," kata Wisnu. _BACA JUGA: IWF 2020: INI 5 HARAPAN DIFABEL NETRA AGAR BISA MENIKMATI KARYA SASTRA_ Lanjutkan membaca artikel di bawah
EDITOR’S PICKS dm-player 3. TANTANGAN MENULIS KISAH DENGAN TOKOH UTAMANYA PEREMPUAN Indonesia Writers Festival 2020. Dok. IDN Times Rasa takut terjadinya _mansplaining _(penjelasan laki-laki
soal perempuan yang berkesan meremehkan) muncul, karena tokoh protagonisnya perempuan ditulis laki-laki. Akhirnya, Brilliant yang akrab dipanggil Ega, pun turut membantu dengan mengirimkan
berbagai buku demi menghindari _mansplaining_. "Selain riset dari keluarga dan buku, saya pun berulang kali menguji berbagai premis, seperti ujian logika. Tak boleh ada wacana lain yang
timbul akibat kalimat tertentu. Dicek berulang kali biar gak bias gender", tambah Wisnu saat bercerita pada event IWF 2020 (23/9). Tak hanya itu, ia pun mengaku sempat stres, karena
konsepnya yang jauh berbeda dengan buku sebelumnya. Wisnu menjelaskan, dalam buku_ Rahasia Salinem_, ada tokoh Tyo dan Salinem yang jalannya linear. Kalau _Rahasia Soeratmi_, tokoh bernama
Kirana jalan ke depan sebagai cucu Soeratmi, sedangkan Soeratmi _timeline_-nya terbalik. Sebab, klimaksnya justru di awal cerita. 4. TIPS MEMBUAT NOVEL, GAK COCOK BUAT ORANG YANG
ANTI-KOMITMEN Indonesia Writers Festival 2020. Dok. IDN Times "Saya penyuka premis dan pesan novel yang punya tujuan jelas. Ada orang yang bisa menulis novel bermakna, karena dia punya
pesan, _at least _buat diri sendiri penting. Setelah saya mengenal Mas Wis, ada tahap yang lebih sulit lagi, yakni eksekusi penulisannya", kata Ega. Wisnu pun menyebutkan kalau tak bisa
komitmen, jangan pernah menulis. "Menulis itu bukan untuk semua orang, termasuk kalau sudah profesi harus punya tanggung jawab besar buat belajar", wanti-wanti Wisnu. Kata dia,
penting untuk mempelajari logika dahulu, barulah struktur cerita. Gak perlu menghayati karakter tokoh, misalnya saat menangis, ikutan menangis. Saat naratologi telah dibangun, selanjutnya
pilihan emosional untuk menjadi penulis. "Proses pembuatannya dengan pandangan naratologi. _Setting_, plot, dan karakter merupakan satu kesatuan yang tak bisa terpisah," katanya.
Saat membuat plot, nantinya karakter beserta _setting _akan muncul. Gak pernah membayangkan karakter, tetapi dari riset, plot, dan _setting_. Nah, konflik akan muncul kalau _setting _dan
plot saling berlawanan. Nah, itulah bedah buku sembari belajar menulis novel bareng _Storial.co_ untuk pemula. Semoga dengan berbagai tips di atas, kamu bisa memulai mimpi untuk menjadi
penulis novel, ya! _IDN Times_ menggelar _Indonesia Writers Festival 2020_. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan
Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan _Empowering Indonesians Through Writing_ ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui _Zoom _dan _YouTube channel IDN
Times_. IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih
banyak lagi yang lainnya. https://www.youtube.com/embed/mbNbYDWBbvU _BACA JUGA: IWF 2020: 5 CARA ATASI DILEMA IBU RUMAH TANGGA VS WANITA KARIER_