Play all audios:
JAKARTA, IDN TIMES - Tiongkok pada Rabu (14/4/2021) menuduh Amerika Serikat (AS) mendanai dan melatih minoritas muslim di Xinjiang untuk memicu kerusuhan di wilayah tersebut. Klaim
dialamatkan kepada AS karena hendak melindungi etnis minoritas yang dituduh didiskriminasi oleh otoritas Tiongkok. Dilansir dari _SCMP_, pernyataan itu dilontarkan oleh juru bicara
Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian ketika Tiongkok tengah membentuk kembali narasi di Xinjiang. Saat ini, diplomat Tirai Bambu mengadopsi pendekatan yang lebih agresif, bukan hanya untuk
membela catatan hak asasi manusia (HAM) Beijing, tapi juga melawan tuduhan negara-negara barat. _BACA JUGA: SESUMBAR JOE BIDEN AMERIKA TAK BISA DIKALAHKAN TIONGKOK_ 1. MENUNJUKKAN VIDEO
LAWAS UNTUK MEMPERKUAT TUDUHAN IDN Times/Uni Lubis Untuk mendukung tuduhannya, Zhao memutar video dari tahun 2015 yang memperlihatkan pengakuan mantan penerjemah kontrak untuk FBI Sibel
Edmonds. Dia mengatakan bahwa pemerintah AS mendanai serangan teroris di Xinjiang untuk memutus Tiongkok dari pemasok energinya di Asia Tengah. Edmonds juga membuat klaim yang tidak
berdasar tentang teori konspirasi di Suriah dan Yaman. Edmonds bekerja sebagai kontraktor untuk FBI selama enam bulan sampai dipecat pada Maret 2002. Dia kemudian menantang pemecatannya dan
mengidentifikasi dirinya sebagai _whistle-blower_. _BACA JUGA: JELANG PERTEMUAN PUNCAK IKLIM, AS KIRIM JOHN KERRY KE TIONGKOK_ 2. TIONGKOK BERADA DALAM TEKANAN INTERNASIONAL KARENA
PELANGGARAN HAM DI XINJIANG Gedung yang diklaim sebagai lokasi pendidikan vokasi warga Muslim Uighur. IDN Times/Uni Lubis Tekanan komunitas internasional kepada Tiongkok saat ini sedang
meningkat. Sebab lebih dari 1 juta etnis muslim Uighur dan sebagian besar etnis minoritas lainnya di Xinjiang ditahan di tempat detensi khusus. Meski Beijing membantah tuduhan
negara-negara Barat dan mengklarifikasi bahwa apa yang mereka lakukan kepada etnis minoritas adalah pembinaan kejuruan, Washington tetap melabeli apa yang dilakukan Tiongkok sebagai
genosida. Tuduhan itu merupakan tindak lanjut dari pengakuan sejumlah etnis muslim yang berhasil melarikan diri. Dalam detensi khusus, mereka mengaku dilarang beribadah, dipekerjakan
secara paksa, bahkan para perempuan dipaksa untuk sterilisasi. 3. TIONGKOK MEMBALAS TINDAKAN AS DAN NEGARA-NEGARA BARAT Ilustrasi sekolah di daerah Xinjiang, Tiongkok (IDN Times/Uni Lubis)
Otoritas Paman Sam dan sejumlah negara anggota Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada Tiongkok. Beijing tidak ingin tinggal diam. Mereka kemudian menjatuhkan sanksi kepada para
politisi, akademisi yang merilis laporan soal penyiksaan di Xinjiang, dan sejumlah perusahaan yang bersimpati atas dugaan kerja paksa terhadap etnis minoritas. Video Edmonds telah
dibagikan oleh diplomat Tiongkok dan media pemerintah di media sosial domestik dan internasional. People’s Daily resmi mempostingnya di Weibo pada Senin dan beberapa kedutaan besar Tiongkok
membagikannya di Twitter. Kemudian, pada Rabu, Zhao mengutip video pidato 2018 oleh pensiunan perwira militer AS Lawrence Wilkerson, yang mengatakan jika Badan Intelijen Pusat AS ingin
mengguncang Tiongkok. Adapun cara terbaik untuk mewujudkan hal itu adalah dengan operasi yang memanfaatkan etnis Uighur. "Kedua video ini adalah bukti paling kuat bahwa pasukan
anti-China di AS menghasut kekacauan di Xinjiang dan menggunakan Xinjiang untuk menahan China," katanya, seraya menambahkan bahwa National Endowment for Democracy adalah organisasi yang
mendanai gerakan separatis di Xinjiang serta kerusuhan di Hong Kong. _BACA JUGA: TERUS ANCAM TAIWAN, AS BERI PERINGATAN KERAS KE TIONGKOK_