Play all audios:
tirto.id - Lagu _Lilin-Lilin Kecil_ mengumandang di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Gedung berkapasitas 680 orang ini dipadati wisudawan dari Sekolah
Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan (STKIP) Sera. __ Seorang lelaki yang berdiri di belakang kursi wisudawan menerangkan wisuda itu diikuti lebih dari 1.000 mahasiswa dari beberapa daerah,
dua daerah yang disebutnya dari Jambi dan Maluku. Sebelum semua wisudawan duduk, pembawa acara mengambil alih acara lalu memanggil Sri Sukartono Notodiharjo, Ketua STKIP Sera, untuk
membacakan surat keputusan yudisium.__ Surat itu bernomor 303/sk.k/stkip/XII/2014 tentang hasil sidang yudisium terbuka program studi, pendidikan sastra dan bahasa Indonesia, program studi
bahasa Inggris, program studi pendidikan matematika, program studi pendidikan fisika, dan program studi pendidikan biologi jenjang S1 tahun 2014/2015.__ Sri Sukartono memulai pembacaan surat
keputusan itu dengan mengucapkan Basmalah. “...memutuskan, menetapkan [...] mereka yang namanya tercantum dalam diktum pertama surat keputusan ini dinyatakan telah lulus ujian tertulis dan
ujian skripsi.” Acara wisuda ini direkam dalam video amatir, yang semula diunggah terbuka di YouTube tapi kemudian dihapus. (Redaksi _Tirto _menyimpan dokumentasi ini.) Video itu menunjukkan
bukti praktik wisuda abal-abal. Pada saat wisuda itu digelar, STKIP Sera bukanlah kampus di Kopertis III, yang menaungi wilayah Jakarta. Tapi masih di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan,
yang masuk wilayah kopertis II. Baca juga: Wisuda bodong itu terbongkar oleh Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) pada September 2015. Saat itu Tim EKA melakukan _monitoring _dan evaluasi
(monev) terhadap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia School of Management (STIE ISM) milik Mardiyana, pemain lama dalam bisnis jual beli gelar dan ijazah abal-abal yang pernah terungkap
kepolisian pada 2005. Di kampus STIE ISM, Tim EKA menemukan _file _ijazah STKIP Sera yang tercatat dalam pembinaan Kopertis II. Anehnya, ijazah itu ditandatangani oleh Rufman Iman Akbar
Efendi, Ketua STKIP Sera, dan Mardiyana sebagai wakilnya. Padahal saat itu Rufman juga menjabat Ketua STIE ISM. Baik STKIP Sera dan STIE ISM dimiliki Mardiyana dan istrinya, Koes Indrati
Prasetyorini. Kedua kampus ini awalnya berlokasi di sebuah ruko di Cikokol, Tangerang. Belakangan STIE ISM pindah ke Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, menempati sebuah gedung baru. Baca juga:
UANG UNTUK IJAZAH Temuan itu mengantarkan pada fakta baru bahwa 1.000 mahasiswa yang mengikuti wisuda itu dipasok dari kampus LTPI. Untuk mengikuti wisuda dan mendapatkan ijazah dari STKIP
Sera, mahasiswa LTPI dimintai Rp5 juta per orang. Sementara mahasiswa STKIP Sera yang ikut wisuda saat itu hanya sekitar 45 mahasiswa. Ini terlihat dari jumlah ijazah yang dikeluarkan STKIP
Sera untuk mahasiswanya sendiri. Angka Rp5 juta sangat kecil untuk harga selembar ijazah, tetapi sangat besar saat diakumulasikan dengan 1.000 wisudawan: para pemainnya bisa mengeruk Rp5
miliar. Celah menjual ijazah bodong ini dengan menyediakan slot kosong Nomor Induk Mahasiswa sehingga memungkinkan memasukkan mahasiswa baru pada masa akademik berjalan di luar angkatan
kelompoknya. Modus ini segera tertangkap oleh Tim EKA. Imbasnya, kampus STKIP Sera dinonaktifkan oleh Kemenristekdikti pada 2015. Pada 2018, Tim EKA kembali menemukan kasus serupa. Pemainnya
adalah Sekolah Tinggi Manajemen & Informatika Komputer (STMIK) Triguna Utama, lagi-lagi dimiliki oleh Mardiyana. Baca juga: Temuan kami di lapangan, kampus yang menyewa sebuah ruko tiga
lantai di Cinere, Depok, ini tak menggelar perkuliahan sama sekali, dari pagi hingga sore. Pintu kampus malah digembok. Menurut penjaga kampus, STMIK Triguna Utama menggelar kuliah pada
malam hari. Hal itu tak masuk akal sama sekali. STMIK Triguna pada 2017 tercatat dalam pangkalan data pendidikan tinggi memiliki 1.286 mahasiswa. Sementara kapasitas kampus hanya ada satu
ruko. Sangat tidak mungkin seribuan mahasiswa ini bisa mengikuti kuliah pada malam hari semata. Kampus itu mengeluarkan 728 ijazah, menurut temuan Tim EKA pada awal Oktober lalu. Jika
memakai asumsi per ijazah dijual seharga Rp5 juta, maka pihak kampus dan pemain yang diuntungkan dari praktik ini bisa mendapatkan Rp3,6 miliar. KAMPUS AKTIF DENGAN UANG KULIAH MURAH Kampus
STKIP Sera baru kembali aktif pada 2017. Mereka langsung merekrut mahasiswa dan kini memiliki 230 mahasiswa. Biaya kuliah di sekolah tinggi ini relatif sangat murah. Untuk pendaftaran,
mahasiswa hanya ditarik Rp200 ribu; sementara uang gedungnya Rp2,5 juta. Selanjutnya, mahasiswa hanya dikenakan biaya Rp300 ribu per bulan untuk kelas reguler. Dengan jumlah mahasiswa STKIP
Sera sekarang, artinya kampus menerima Rp69 juta per bulan. Sementara STIE ISM memiliki 2.499 mahasiswa S1 Manajemen tahun ajaran 2017/2018. Biaya kuliahnya sama dengan STKIP Sera. Dengan
asumsi semua mahasiswanya berkuliah aktif, kampus bisa menerima Rp749,7 juta per bulan. Biaya kuliah murah di STIE ISM berlaku untuk program pascasarjana manajamen. Khusus S2, STIE ISM
mematok SPP bulanan Rp600 ribu, relatif sangat murah bila dibandingkan program S2 kampus lain. Pada tahun ajaran 2017/2018, ada 514 mahasiswa untuk program ini. Total, dengan asumsi serupa,
STIE ISM menerima Rp308,4 juta per bulan dari program pascasarjananya. Perputaran uang ini cukup menjanjikan untuk sebuah bisnis kampus bermasalah dengan menjamin mahasiswanya mendapatkan
ijazah. Baca juga: Dan ada kemungkinan lain: penambahan jumlah mahasiswa secara dadakan sebab penerimaan mahasiswa baru bisa dilakukan setiap saat. Temuan _Tirto _di lapangan: mahasiswa baru
bisa masuk kapan pun dengan mempertimbangkan proses studi yang sudah berjalan. Baik STIE ISM maupun STMIK Triguna Utama, yang dimiliki oleh Mardiyana dan di bawah naungan Kopertis IV (Jawa
Barat dan Banten), kini telah beroperasi lagi setelah dibekukan oleh Kementerian. Maka, bak sulap: Simsalabim! Anda lulus sarjana dengan biaya yang sangat murah. ======== _Ralat: Perhitungan
pendapatan bulanan yang diterima STIE ISM telah diperbarui dengan merujuk data jumlah mahasiswa S1 & S2 Manajemen di tautan yang dipacak di Pangkalan Data Dikti._