Play all audios:
Diberitakan oleh _Radio France Internationale_ pada 18 September 2020 lalu, otoritas kesehatan kota Lanzhou, Tiongkok, mengonfirmasi bahwa telah terjadi wabah _brucellosis_ yang menjangkiti
lebih dari 3.000 orang di kota tersebut. Wabah minor ini disebut-sebut terjadi akibat adanya kebocoran pabrik biofarmasi dan belum ada konfirmasi penularan dari manusia ke manusia.
_Brucellosis_ sendiri merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri _Brucella_ dan biasanya ditularkan dari hewan ternak ke manusia. Olahan makanan daging dan susu yang tidak diolah
dengan baik juga dapat mengandung bakteri _Brucella._ Gejala _brucellosis _umumnya muncul lima hari setelah infeksi, yaitu demam, batuk, pusing, nyeri sendi, keringat berlebih, dan penurunan
berat badan. Nyatanya, selain _brucellosis_, ada beberapa penyakit lainnya juga bisa ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis). Menurut National Institutes of Health, 60 persen penyakit
menular merupakan zoonosis. Apa saja penyakit menular dari hewan yang perlu kita waspadai bersama? 1. ANTRAKS unsplash.com/Mario Garcia Antraks alias sapi gila adalah salah satu penyakit
menular dari hewan ternak seperti sapi. Penyakit ini bersifat akut dan sangat mematikan. Manusia bisa tertular jika menyentuh, berkontak, atau memakan daging ternak yang mengandung _Bacillus
anthracis, _bakteri penyebab antraks. Umumnya, bakteri tersebut akan menyerang tiga bagian tubuh manusia, yakni kulit, pernapasan, dan pencernaan. Jurnal sains berjudul "Anthrax
Infection" yang diterbitkan dalam _American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine_ tahun 2011 mengulas bahwa gejala awal pada orang yang terinfeksi penyakit ini mungkin
dapat terlihat samar, sehingga sulit untuk dilakukan deteksi dini. Jika antraks menyerang kulit, maka kulit akan mengalami benjolan yang terasa sangat gatal. Biasanya benjolan dapat muncul
di tangan, wajah, dan leher yang suatu saat dapat mengakibatkan munculnya borok berwarna hitam. Jika sudah bertransformasi menjadi borok kering, biasanya luka tidak akan terasa nyeri dan
bisa menimbulkan bekas. Berbeda halnya jika antraks menyerang sistem pernapasan. Gejala utama yang bisa timbul adalah rasa sakit saat menelan, demam, nyeri otot, hingga kelelahan tanpa
sebab. Melansir _Mayo Clinic, _pada awalnya gejala bisa mirip flu. Namun, lambat laun akan diikuti oleh gejala yang lebih parah, yakni batuk darah, sesak napas, hingga kesulitan bernapas
yang bisa menyebabkan gagal napas. Selain itu, antraks bisa menyerang organ tubuh yang berhubungan dengan percernaan. Gejala yang paling umum adalah sakit perut, mual, muntah, kesulitan
menelan, dan hilangnya nafsu makan. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi akan semakin parah dengan disertai buang air besar (BAB) berdarah kekurangan cairan tubuh. 2. RABIES
pexels.com/Snapwire Sebenarnya rabies lebih sering terdapat pada hewan-hewan liar seperti rakun, musang, kera, dan kelelawar. Namun, sialnya rabies juga bisa menyerang hewan peliharaan kita
seperti anjing dan kucing. Gejala awal rabies bisa dikatakan mirip dengan gejala flu pada umumnya, seperti demam dan nyeri sendi. Namun, seiring berjalannya waktu, orang yang terkena rabies
mengalami kecemasan, halusinasi, produksi air liur berlebih, sesak napas, kelumpuhan, koma, hingga akhirnya meninggal dunia. Pada dasarnya virus rabies akan menyerang sistem saraf pusat,
yang mana hal ini akan memengaruhi perilaku dari organisme yang terjangkit. Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), rabies pada hewan bisa
dicegah total dengan cara memberikan vaksin anti rabies secara berkala. Jadi, jangan lupa untuk menjadwalkan vaksin untuk hewan peliharaanmu untuk mencegah berbagai macam penyakit menular,
ya! Bila hewan sudah terlanjur terserang rabies, maka suntik mati adalah jalan satu-satunya yang biasa diambil. Karena, hewan yang sudah terinfeksi rabies tidak akan lagi mengenal lingkungan
sekitarnya. Kucing atau anjing yang tertular rabies tak akan lagi mengenali pemiliknya dan akan berperilaku agresif. Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS _BACA JUGA: RABIES:
PENYAKIT DARI HEWAN UNTUK MANUSIA YANG BELUM BISA DISEMBUHKAN_ 3. COVID-19 unsplash.com/Thomas Lipke Kelelawar adalah spesies mamalia terbang yang sudah mengalami evolusi selama jutaan
tahun, khusus untuk membentuk antibodi yang resistan terhadap berbagai macam virus dan bakteri. Salah satu virus berbahaya yang disebut-sebut ditularkan dari kelelawar ke manusia adalah
penyakit yang hingga saat ini masih menjadi pandemik, yaitu COVID-19. Melansir _Live Science, _sudah sejak lama virus corona telah bersembunyi di dalam tubuh kelelawar yang digunakan sebagai
inang yang aktif. Dalam sebuah studi, disebutkan bahwa terdapat beberapa bagian dari virus, yaitu RNA, yang telah ada dalam tubuh kelelawar tanpa memberikan dampak apa-apa terhadap
kelelawar itu sendiri. Meski begitu, virus yang telah ada di dalam tubuh kelelawan bisa berdampak fatal bagi kehidupan lainnya. Pada manusia, COVID-19 telah terbukti berdampak masif pada
berbagai macam sendi kehidupan. Hingga detik ini, vaksin dan obat COVID-19 belum tersedia. Beberapa perusahaan farmasi dunia tengah berpacu dengan waktu dalam menguji, menyempurnakan,
memproduksi, dan mendistribusi vaksin secara global. Sambil menunggu, kita hanya bisa melakukan upaya pencegahan, yaitu dengan tetap di rumah bila tidak ada kepentingan mendesak, menjaga
kebersihan diri, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. 4. TOKSOPLASMA unsplash.com/Yerlin Matu Toksoplasma
adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh parasit _Toxoplasma gondii._ Pada umumnya, parasit bersel satu tersebut ada pada kotoran kucing dan daging yang tidak matang. Pada orang dewasa
yang sehat, toksoplasma tidak begitu membahayakan. Namun, toksoplasma akan berakibat fatal bagi ibu hamil dan orang-orang yang memiliki sistem imunitas rendah. Studi berjudul "Maternal
and Congenital Toxoplasmosis: Diagnosis and Treatment Recommendations of a French Multidisciplinary Working Group" dalam jurnal _Pathogens_ tahun 2019 menyimpulkan bahwa risiko bawaan
toksoplasma pada ibu hamil bisa membahayakan bayi dalam kandungan. Kerusakan pada janin dapat terjadi pada sistem saraf otak (neurologis) hingga organ-organ lainnya dan bersifat kambuhan.
Sejak era 1990-an, kedokteran Prancis telah menemukan cara dan teknologi khusus dalam mendeteksi secara dini toksoplasma pada ibu hamil. Setelah diagnosis ditegakkan, selanjutnya akan
dilakukan pengobatan dan tindakan prosedural baik sebelum maupun setelah melahirkan. Pemeriksaan secara dini sangat diperlukan bagi ibu hamil, karena biasanya toksoplasma tidak menampakkan
gejala. Pada kasus-kasus yang berat, toksoplasma dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan bahkan kematian janin dalam kandungan. 5. FLU BURUNG Unsplash/Thomas Iversen Flu burung
atau _avian influenza_ adalah penyakit sejenis flu yang dapat bermutasi pada tubuh unggas dan menularkan ke manusia. Secara ekonomi, flu burung pernah mengakibatkan kerugian yang sangat
besar karena membunuh hampir semua ternak ayam dan unggas lainnya di Asia dan Afrika. Biasanya, penularan flu burung terjadi akibat kontak dengan unggas yang terinfeksi. Dalam banyak kasus,
flu burung yang diderita oleh manusia dapat menyebabkan kematian. Gejala-gejala yang dapat ditimbulkan di antaranya demam, sakit kepala, batuk, nyeri otot, sesak napas, dan hidung berair
atau tersumbat. Menurut sebuah laporan berjudul "Avian Influenza Virus (H5N1): a Threat to Human Health" yang diterbitkan dalam jurnal _Clinical Microbiology Reviews_ tahun 2007,
flu burung pada kasus-kasus tertentu bisa berpotensi menjadi pandemik global. Namun, secara probabilitas, skala risiko pandemik dari flu burung terbilang rendah. Meskipun begitu, tetap saja
wabah flu burung yang pernah terjadi di masa lalu harus membuat kita waspada supaya tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang. Menurut informasi dari National Health Service Inggris,
gejala flu burung dapat muncul 3-5 hari setelah seseorang terinfeksi avian influenza. Itulah beberapa penyakit menular dari hewan yang dapat menginfeksi manusia. Mengingat dunia masih
berperang melawan pandemik COVID-19, mari kita sama-sama menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menjaga daya tahan tubuh lewat pola hidup sehat. Tetap di rumah bila tak ada urusan
mendesak dan selalu pakai masker! _BACA JUGA: CEGAH KLASTER KELUARGA, PERLUKAH KITA PAKAI MASKER SAAT DI RUMAH?_ IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis.
Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.